Pengisian Air
Kolam yang sudah siap segera diisi air secara bertahap, taburkan pupuk kandang seperti kotoran ayam atu kambing sebanyak 500 g/m2. Tujuan diberiakn pupuk kandang adlah untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami untuk ikan. Setelah kolam terisi air, kolam didiamkan selama beberapa hari agar terjadi proses penguraian atau dekomposisi. dalam pengisisn air perlu diperhatiakan kehadiran anak katak, burunyak mujai, atau lele yang seringkali terbawa oleh air, jika itu dibiarkan maka akan menggangu pertumbuhan beni nantinya setelah disi. Untunk mengatasinya taburkan saponin sebanyak 5-10 kg atau denagan pemberian daun lampesan secukupnya. Saponin bisa mematikan hewan-hewan berdarah merah. Hewan yang sudah mati karena di saponin maka dibuang agar tidak membusuk dikolam. Beberapa hari kemudian air akan berubah menjadi hijau tanda plankton sudah tumbuh. Masukkan air secara bertahap hingga mencapai tinggi 60-80 cm. Pupuk buatan, seperti SP-36 sebanyak 20 g/m2 dapat diberikan untuk mempercepat pertumbuhan pakan alami. Diamkan 5-7 hari sampai warna berubah menjadi hiau segar. Saat itu benih sudah siap ditebar.
Tabur Benih
Untuk menabur benih perlu diperhatikan pemilihan benih yang sehat, ciri benih yang sehat yaitu gerakan renangnya loncah, sisik mengkilap, bebas penyakit dan ukurannya seragam. Benih yang kurang seragam menyebabkan persaingan mendapatkan makanan dan ruang gerak. Ikan yang lebih besar dipastikan akan tumbuh lebih cepat, sementara yang kecil akan kecil terus dan tidak berkembang. Ada beberapa jenis gurame yang sudah dikembangkan, sepeti paris, safir, merah, jepang, dan soang. Setiap jenis memiliki kelebihan masing-masing. Yang perlu diperhatikan adalah asal benih. Usahakan tidak auh dari lokasi yang akan ditabur benihnya agar benih tidak mabuk selama pengangkutan. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari saat cuaca redup sehingga penyesuaian berlansung lebih cepat dan menghindari benih stress. Cara memasukkan beni ke kalam yaitu masukkan kantung yang berisi ikan secara berlahan-lahan ke dalam kolam, biarkan beberapa saat agar suhu kantung sama dengan air kolam, buka kantung lalu tuangkan airnya dan biarkan benik berenang sendiri.
Perawatan Bertahap
Gurame yang dipelihara dari benih ukuran 2 cm sampai siap konsumsi memerlukan waktu lama. Dengan segmentasi budidaya relatif lebih cepat. Tahap itu dimulai dengan pembenihan, pendederan hingga pembesaran. setiap segmen dilakukandi kolam terpisah dan penanganan berbeda.
a. Pembenihan
Pembenihan hanya menyediakan benih sebesar kuku atau ukuran 2-3 cm. Modalnya sepasang induk, kolam perkawinan, sarang telur, dan akuarium untuk penetasan sekaligus perawatan. Induk yang siap kawin dimasukkan ke kolam. Sarang dan ijuk untuk melekatkan telur diletakkan di pinggir. Keesokan harinya dicek apakan ijuk sudah berisi telur, jika sudah berisi telur, angkat lalu masukkan ke dalam akuarium. Sehari kemudia telur sudah menetas. Larva yang baru menetas jangan diberi pakan dahulu, karena larva tersebut masih mempunyai persedian makanan berupa kantung telur (yolk sack) cukup selama 2 hari. Setelah cadangan mulai menipis, kutu air atau artemia bisa diberikan. Usahakan pemberainnya tidak terlambat, larva yang terlanjur kelaparan kondisinya lemah. Dua hari berikutnya barulah diberi cacing rambut. Biasanya pertumbuhan ikan cepat seelah makan cacing rambut. Dalam waktu 30 hari sejak tetas benih sudah sebesar biji oyong ( 1 cm). Dengan car ini kelulusan hidup mencapai 95 %. Jika menginkan benih yang agak besar, perawatan di akuarium dilanjutkan kembalil. Populasi dijarangkan dengan cara memindahkan sebagian benih ke tempat lain. Pkan utama tetap cacing rambut. Sistem pemeliharaan dengan air mengalir. Setelah 1 bulan diperoleh benih ukuran kuku (1-3 cm). Benih ini bisa dipanen dan siap ditebar dikolam.
B. Pendederan
Pendederan dilakukan di kolam ukuran 50-100 m2. Benih sebesar kuku ditebar dengan kepadatan 40 ekor/m2. Contoh, ukuran kolam 100 m2 memerlukan benih sekitar 4000 ekor. Tinggi air 30-40 cm dengan debit air 10 liter/ menit. Seminggu atau 10 hari setealh tebar benih belum diberi pakan buatan. Di samping ukuran mulut belum mampu menelan pelet pakan alami yang tersedia di kolam sudah cukup. Pada hari ke- 11 pakan buatan sudah bisa diberikan. Pelet yang diberikan mengandung 50 % protein. Kebutuhan pakan per hari dihitung menurut bobot ikan, biasanya dipatok 1 % jumlah pakan yang diberikan kecil, tapi frekuensinya diperbanyak. Yang umum 2-3 kali, ditingkatkan menjadi 6 kali. Perawatan sehari-hari selain memberi pakan, ikan selalu dikontrol kesehatannya. Benih sebesar ini masih rentan terserang penyakit. Kualitas air yang masuk ke kolam selalu di cek. Bila lingkungan kolam terlihat ada tanda-tanda berubah segara diberi tindakan penyegahan. Ktiak cuaca panas misalnya, suhu air akan meningkat. Sebelum ikan stress sebaiknya volume air ditingkatkan. Sebaliknya ketika suhu dingin di musim hujan tinggi air dikurangi.
Selain itu, pH air tak luput dan perhatian. Saat penghujan biasanya pH air turun, kndisi seperti itu bisa mengundang kehadiran penyakit. Untuk menstabilkannya taburkan garam secukupnya. Sampling berat ikan setiap bulannya merupakan kegiatan rutin. Dengan cara itu bisa diketahui pertumbuhan ikan. Keseragaman ukuran sangat penting untuk menentukan jumlah pakan yang diberikan. Karena pelu disortir, ukuran yang standar dipindah ke kolam lain. Pemeliharaan selama 45-60 hari menghasilkan benih sebesar silet atau 4-5 cm. Benih bisa dipanen dan siap dijual. bial tidak ada permintaan benih, proses budidaya dilanjutkan kembali. Namun kepadatan ikan dikurangi menjadi 30 ekor/m2. Pemeliharaan 60 hari diperoleh benih ukuran wadah korek atau 7-8 cm.
C. Pembesaran
Tahap pembesaran dimulai dan benih sebesar korek atau ukuran 7-8 cm. Kolam pembesaranyang digunakan berukuran 100-500 m2. Kepadatan tebar 20 ekor/m2. Contoh, untuk kolam ukuran 500 m2 dibutuhkan benih sekitar 10.000 ekor. Tinggi air 70 cm denagn debit air yang masuk ke kolam 15-20 liter/menit. Pakan buatan per hari diberikan 1% dan bobot ikan. Frekuensi pemberian 2-3 kali, pukul 07.00, 11.00, dan 13.00. Pelet yang digunakan harus mengandung 25 % protein. Pakan tambahan berupa daun sente. Kebutuhannya per hari 10 % dari bobot ikan diberikan sekali pada sore hari, pukul 17.00. Perawatan sehari-hari di tahap ini hampir sama dengan tahap pendederan. Benih masih relatif rentan serangn penyakit dan mudah stress bila ada gangguan atau perubhan lingkungan secara mendadak. Untuk menghasilkan benih sebesar bungkus rokok atau 10-12 ekor per kg dibutuhkan waktu 75-100 hari. benih sebesar itu sudah bisa dipanen dan d jual atau dipindahkan ke kolam lain untuk dibesarkan hingga ukuran konsumsi.
Kolam pembesaran berukuran lebih besar. Ukuran kolam 500 m2 tidak masalah, yang penting kepadatan ikan dikurangi `10 ekor /m2, tinggi air dinaikkan menjadi 80 cm, debit air 20 liter/menit. Pakan buatan diberikan 2 kali sehari, pukul 08.00 dan 13.00, pelet yang diberikan harus mengandung protein 20 %. Pakan tambahan daun sente secukupnya yaitu 10 % daribobot ikan diberikan pada sore hari, pukul 16.00. Benih sebesar itu sudah agak tahan dari serangan penyakit. Namun, perlu diwaspadai kondisi lingkungan kolam. Perawatandan pengontrolan setiap hari dianggap perlu. Pemberian garam secukupnya rutin setiap bulan untuk mencegah munculnya penyakit. Pembesaran ini memerlukan waktu 90-100 hari untuk mendapatkan ikan ukuran konsumsi 500 g/ekor. Ikan sebesar itu bisa dipanen dan siap dijual ke pasar atau restoran. Bila belum di order ikan tetap dipelihara di kolam. Namun, pemberian pakan tidak terlalu intensif. Pelet bisa diberikan pafa pagi hari, sore daun sente. Ini dilakukan agar pengeluaran tidak membengkak.
Thursday, 28 March 2013
Wednesday, 27 March 2013
Syarat Lokasi Ikan Gurame
Gurame termasuk ikan yang mudah dibudidayakan. Ikan gurame bisa hidup di sembarang tempat. Meskipun demikian, pemilihan lokasi yang tepat juga perlu diperhatikan. Ikan gurame tumbuh baik di daerah dengan ketinggian 20-400 m dpl. Namun, di dataran tinggi, 800 m dpl pertumbuhan ikan cenderung lambat. Lokasi budidaya harus memiliki suhu dan kualitas air sesuai kemauan gurame. Ikan gurame tumbuh baik di daearah bersuhu 25-28 derajat celcius. Meskipun demikian ikan gurame sangat peka dengan perubahan suhu. Lokasi yang memiliki perbedaan suhu siang dan malam yang tinggi kurang baik terhadap ikan gurame, apalagi daerah yang suhunya seringkali berubah-ubah bisa menyebabkan ikan stress. Kepekaan gurame terhadap suhu dapat diatasi dengan merekayasa lingkungan hidupnya. Penyebab naiknya suhu adalah panas matahari, ketika cuaca panas tinggi air yang umumnya digunakan 70-80 cm ditinggikan menjadi 90-100 cm. Saat musim penghujan tiba biasanya suhu dingin dan diatasi dengan menurunkan tinggi air. Kualitas air di lokasi mendukung pertumbuhan ikan, lokasi harus mendukung cukup mineral dan zat-zat hara yang dibutuhkan. Ketersedian pakan alami yang cukup bisa meningkatkan kelulusan hidup benih pada tahap awal budidaya. Kadar oksigen tidak berpengaruh terhadap kehidupan gurame. Ikan gurame memiliki labirin yang berfungsi untuk mengambil udara dari udara bebas. pH ideal air untuk ikan gurame berkisar 6,5 - 7, dengan kesadahan 7 HD. Air dan sungai atau irigasi teknis bisa dipakai asal tidak tercemar limbah pestisida atau sisa-sisa pembuangan rumah tangga. Gurame menyukai air yang bersih. Air keruh dikhawatirkan mengandung kotoran. Jika kotoran tersebut bercampur dengan sisa-sisa pakan akan memicu terjadinya pembusukan. Hal tersebut akan emicu timbulnya bakteri, parasit dan cacing.
Pakan gurame harus tersedia kontinyu di lokasi budidaya. Pelet bisadidatangkan dari daerah lain. Namun, daun sente kegemaran gurame terkadang langka. Karena kebutuhan daun-daunan cukup tinggi sebaiknya petani memanamnya disepanjang pematnag kolam atau dengan membuat kebun sendiri.
Persiapan Kolam
Persiapan kolam merupakan langkah awal proses budidaya. Ada dua cara yng bisa dilakukan, yakni membuat kolam baru dan pengolahan tanah sesusai panen. Jika membuat kolam baru, konstruksi dibuat hruslah kokoh dan kuat. Bentuk kolam umumnya sama dengan kolam ikan lain. Ukkurannya tergantung kemampuan modal dan luas lahan. Dinding kolam dirancang agar tidak mudah bocor atau terkikis, kemiringan 60 derajat dari dasar kolam.
Pematang antar kolam dibuat kuat dan lebar untuk mengantisipasi longsor. Timggi pematang kurang lebih 125 cm diukur dari dasar kolam, permukaan dasar kolam dibuat agak miring, tujuannaya untuk mempermudah pembuangan air saat panen. Saluran pemasukan dan pengeluaran air pada setiap kolam dibuat terpisah tujuannya untuk menghindari teradinya penularan penyakit ke kolam lain.
Kedua saluran diletakkan di kedua dinding secara diagonal atau menyilang. Paralon PVC atau bambu umum digunakan sebagai saluran pembuangan. Lubang air ditutup dengan kasa agar kotoran tidak ikut masuk ke kolam. kualitas tanah yang baik menciptakan kondisi lingkungan yang layak untuk ikan gurame. Oleh karena itu keasamannya harus diperhatikan. Caranya yaitu dengan menaburkan kapur 100 g/m2 dan 200 g/m2 garam dapur.
Penanganan kolam yang sudah produksi lain lagi. Sebelum digunakan air dibuang habis lalu dasar kolam dijemur hingga kering, tujuannya untuk mematikan bakteri, jamur dan cacing. Kotoran atau sisa-sisa pakan yang menumpuk dibuang. Setelah kering, tanah dicangkul sedalam 10-20 cm lalu dibalik dan diratakan. Lapisan ats dianggap sudah tidak kaya dengan unsur hara sehingga perlu diganti yang bawah. Jemur diterik matahari sampai kering. Untuk menjaga keasamman tanah taburkan kapur 100 g/m2 dan garam 200 g/m2.
Pakan gurame harus tersedia kontinyu di lokasi budidaya. Pelet bisadidatangkan dari daerah lain. Namun, daun sente kegemaran gurame terkadang langka. Karena kebutuhan daun-daunan cukup tinggi sebaiknya petani memanamnya disepanjang pematnag kolam atau dengan membuat kebun sendiri.
Persiapan Kolam
Persiapan kolam merupakan langkah awal proses budidaya. Ada dua cara yng bisa dilakukan, yakni membuat kolam baru dan pengolahan tanah sesusai panen. Jika membuat kolam baru, konstruksi dibuat hruslah kokoh dan kuat. Bentuk kolam umumnya sama dengan kolam ikan lain. Ukkurannya tergantung kemampuan modal dan luas lahan. Dinding kolam dirancang agar tidak mudah bocor atau terkikis, kemiringan 60 derajat dari dasar kolam.
Pematang antar kolam dibuat kuat dan lebar untuk mengantisipasi longsor. Timggi pematang kurang lebih 125 cm diukur dari dasar kolam, permukaan dasar kolam dibuat agak miring, tujuannaya untuk mempermudah pembuangan air saat panen. Saluran pemasukan dan pengeluaran air pada setiap kolam dibuat terpisah tujuannya untuk menghindari teradinya penularan penyakit ke kolam lain.
Kedua saluran diletakkan di kedua dinding secara diagonal atau menyilang. Paralon PVC atau bambu umum digunakan sebagai saluran pembuangan. Lubang air ditutup dengan kasa agar kotoran tidak ikut masuk ke kolam. kualitas tanah yang baik menciptakan kondisi lingkungan yang layak untuk ikan gurame. Oleh karena itu keasamannya harus diperhatikan. Caranya yaitu dengan menaburkan kapur 100 g/m2 dan 200 g/m2 garam dapur.
Penanganan kolam yang sudah produksi lain lagi. Sebelum digunakan air dibuang habis lalu dasar kolam dijemur hingga kering, tujuannya untuk mematikan bakteri, jamur dan cacing. Kotoran atau sisa-sisa pakan yang menumpuk dibuang. Setelah kering, tanah dicangkul sedalam 10-20 cm lalu dibalik dan diratakan. Lapisan ats dianggap sudah tidak kaya dengan unsur hara sehingga perlu diganti yang bawah. Jemur diterik matahari sampai kering. Untuk menjaga keasamman tanah taburkan kapur 100 g/m2 dan garam 200 g/m2.
Tuesday, 26 March 2013
Budidaya Gurame
Gurame dikenal sebagai ikan yang lambat pertumbuhannya. Untuk membesarkan benih ukuran 2-3 cm sampai siap konsumsi konsumsi (500 g) diperlukan waktu sekitar 1,5 th. Wajar bila banyak yang enggan mengusahakannya. Kini hal itu bisa diatasi denagan menerapkan pola budidaya secara bertahap. Pemeliharaan di kolam intensif selama 12-14 bulan Osphronemus gouramy itu mencapai bobot 500 g/ekor.
Dengan Segmemtasi, "Beternak gurame lebih cepat, setiap thap 3-4 bulan", dengan menebar berbagai ukuran untuk beberapa kolam. Kalau ada yang membutuhkan tinggal dipanen tidak perlu menunggu sampai ukuran konsumsi, utung yang diraih persegmen pun jelas. Misalnya, beni ukuran wadah korek (4-5 cm) dibeli seharga Rp 1.250/ekor. Jika ditebar 3000 benih di kolam seluas 100 m2, 3 bulan kemudiandipanen seukuran bukus rokok (10 cm) harganya bisa dua kali lipat. Dengan kematian 10% petani bisa mengantongi 3 juta rupiah termasuk biaya pakan dan tenaga kerja.
Pemeliharaan gurame di kolam intensif per segmen menghemat waktu 2-4 bulan. Dengan cara itu perputaran modal juga lebih cepat. Selain ukuran kolam budidaya tidak luas. Berikut ini adalah ukuran bibit gurame yang biasa ditebar oleh petani
Wednesday, 13 March 2013
Contoh Kolam Terpal
Kolam terpal yang saya miliki ada 3 kolam di samping rumah , ukuran 6 x 8 ada dua kolam dan 7 x 13 ada satu kolam. Berikut ini foto kolam saya
Subscribe to:
Posts (Atom)