Thursday 28 March 2013

Pengisian Air, Tabur Benih dan Perawatan Bertahap Ikan Gurame

Pengisian Air

Kolam yang sudah siap segera diisi air secara bertahap, taburkan pupuk kandang seperti kotoran ayam atu kambing sebanyak 500 g/m2. Tujuan diberiakn pupuk kandang adlah untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami untuk ikan. Setelah kolam terisi air, kolam didiamkan selama beberapa hari agar terjadi proses penguraian atau dekomposisi. dalam pengisisn air perlu diperhatiakan kehadiran anak katak, burunyak mujai, atau lele yang seringkali terbawa oleh air, jika itu dibiarkan maka akan menggangu pertumbuhan beni nantinya setelah disi. Untunk mengatasinya taburkan saponin sebanyak 5-10 kg atau denagan pemberian daun lampesan secukupnya. Saponin bisa mematikan hewan-hewan berdarah merah. Hewan yang sudah mati karena di saponin maka dibuang agar tidak membusuk dikolam. Beberapa hari kemudian air akan berubah menjadi hijau tanda plankton sudah tumbuh. Masukkan air secara bertahap hingga mencapai tinggi 60-80 cm. Pupuk buatan, seperti SP-36 sebanyak 20 g/m2 dapat diberikan untuk mempercepat pertumbuhan pakan alami. Diamkan 5-7 hari sampai warna berubah menjadi hiau segar. Saat itu benih sudah siap ditebar.

Tabur Benih

Untuk menabur benih perlu diperhatikan pemilihan benih yang sehat, ciri benih yang sehat yaitu gerakan renangnya loncah, sisik mengkilap, bebas penyakit dan ukurannya seragam. Benih yang kurang seragam menyebabkan persaingan mendapatkan makanan dan ruang gerak. Ikan yang lebih besar dipastikan akan tumbuh lebih cepat, sementara yang kecil akan kecil terus dan tidak berkembang. Ada beberapa jenis gurame yang sudah dikembangkan, sepeti paris, safir, merah, jepang, dan soang. Setiap jenis memiliki kelebihan masing-masing. Yang perlu diperhatikan adalah asal benih. Usahakan tidak auh dari lokasi yang akan ditabur benihnya agar benih tidak mabuk selama pengangkutan. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari saat cuaca redup sehingga penyesuaian berlansung lebih cepat dan menghindari benih stress. Cara memasukkan beni ke kalam yaitu masukkan kantung yang berisi ikan secara berlahan-lahan ke dalam kolam, biarkan beberapa saat agar suhu kantung sama dengan air kolam, buka kantung lalu tuangkan airnya dan biarkan benik berenang sendiri.

Perawatan Bertahap

Gurame yang dipelihara dari benih ukuran 2 cm sampai siap konsumsi memerlukan waktu lama. Dengan segmentasi budidaya relatif lebih cepat. Tahap itu dimulai dengan pembenihan, pendederan hingga pembesaran. setiap segmen dilakukandi kolam terpisah dan penanganan berbeda.
a. Pembenihan

Pembenihan hanya menyediakan benih sebesar kuku atau ukuran 2-3 cm. Modalnya sepasang induk, kolam perkawinan, sarang telur, dan akuarium untuk penetasan sekaligus perawatan. Induk yang siap kawin dimasukkan ke kolam. Sarang dan ijuk untuk melekatkan telur diletakkan di pinggir. Keesokan harinya dicek apakan ijuk sudah berisi telur, jika sudah berisi telur, angkat lalu masukkan ke dalam akuarium. Sehari kemudia telur sudah menetas. Larva yang baru menetas jangan diberi pakan dahulu, karena larva tersebut masih mempunyai persedian makanan berupa kantung telur (yolk sack) cukup selama 2 hari. Setelah cadangan mulai menipis, kutu air atau artemia bisa diberikan. Usahakan pemberainnya tidak terlambat, larva yang terlanjur kelaparan kondisinya lemah. Dua hari berikutnya barulah diberi cacing rambut. Biasanya pertumbuhan ikan cepat seelah makan cacing rambut. Dalam waktu 30 hari sejak tetas benih sudah sebesar biji oyong ( 1 cm). Dengan car ini kelulusan hidup mencapai 95 %. Jika menginkan benih yang agak besar, perawatan di akuarium dilanjutkan kembalil. Populasi dijarangkan dengan cara memindahkan sebagian benih ke tempat lain. Pkan utama tetap cacing rambut. Sistem pemeliharaan dengan air mengalir. Setelah 1 bulan diperoleh benih ukuran kuku (1-3 cm). Benih ini bisa dipanen dan siap ditebar dikolam.

B. Pendederan

Pendederan dilakukan di kolam ukuran 50-100 m2. Benih sebesar kuku ditebar dengan kepadatan 40 ekor/m2. Contoh, ukuran kolam 100 m2 memerlukan benih sekitar 4000 ekor. Tinggi air 30-40 cm dengan debit air 10 liter/ menit. Seminggu atau 10 hari setealh tebar benih belum diberi pakan buatan. Di samping ukuran mulut belum mampu menelan pelet pakan alami yang tersedia di kolam sudah cukup. Pada hari ke- 11 pakan buatan sudah bisa diberikan. Pelet yang diberikan mengandung 50 %  protein. Kebutuhan pakan per hari dihitung menurut bobot ikan, biasanya dipatok 1 % jumlah pakan yang diberikan kecil, tapi frekuensinya diperbanyak. Yang umum 2-3 kali, ditingkatkan menjadi 6 kali. Perawatan sehari-hari selain memberi pakan, ikan selalu dikontrol kesehatannya. Benih sebesar ini masih rentan terserang penyakit. Kualitas air yang masuk ke kolam selalu di cek. Bila lingkungan kolam terlihat ada tanda-tanda berubah segara diberi tindakan penyegahan. Ktiak cuaca panas misalnya, suhu air akan meningkat. Sebelum ikan stress sebaiknya volume air ditingkatkan. Sebaliknya ketika suhu dingin di musim hujan tinggi air dikurangi.

Selain itu, pH air tak luput dan perhatian. Saat penghujan biasanya pH air turun, kndisi seperti itu bisa mengundang kehadiran penyakit. Untuk menstabilkannya taburkan garam secukupnya. Sampling berat ikan setiap bulannya merupakan kegiatan rutin. Dengan cara itu bisa diketahui pertumbuhan ikan. Keseragaman ukuran sangat penting untuk menentukan jumlah pakan yang diberikan. Karena pelu disortir, ukuran yang standar dipindah ke kolam lain. Pemeliharaan selama 45-60 hari menghasilkan benih sebesar silet atau 4-5 cm. Benih bisa dipanen dan siap dijual. bial tidak ada permintaan benih, proses budidaya dilanjutkan kembali. Namun kepadatan ikan dikurangi menjadi 30 ekor/m2. Pemeliharaan 60 hari diperoleh benih ukuran wadah korek atau 7-8 cm.

C. Pembesaran

Tahap pembesaran dimulai dan benih sebesar korek atau ukuran 7-8 cm. Kolam pembesaranyang digunakan berukuran 100-500 m2. Kepadatan tebar 20 ekor/m2. Contoh, untuk kolam ukuran 500 m2 dibutuhkan benih sekitar 10.000 ekor. Tinggi air 70 cm denagn debit air yang masuk ke kolam 15-20 liter/menit. Pakan buatan per hari diberikan 1% dan bobot ikan. Frekuensi pemberian 2-3 kali, pukul 07.00, 11.00, dan 13.00. Pelet yang digunakan harus mengandung 25 % protein. Pakan tambahan berupa daun sente. Kebutuhannya per hari 10 % dari bobot ikan diberikan sekali pada sore hari, pukul 17.00. Perawatan sehari-hari di tahap ini hampir sama dengan tahap pendederan. Benih masih relatif rentan serangn penyakit dan mudah stress bila ada gangguan atau perubhan lingkungan secara mendadak. Untuk menghasilkan benih sebesar bungkus rokok atau 10-12 ekor per kg dibutuhkan waktu 75-100 hari. benih sebesar itu sudah bisa dipanen dan d jual atau dipindahkan ke kolam lain untuk dibesarkan hingga ukuran konsumsi.

Kolam pembesaran berukuran lebih besar. Ukuran kolam 500 m2 tidak masalah, yang penting kepadatan ikan dikurangi `10 ekor /m2, tinggi air dinaikkan menjadi 80 cm, debit air 20 liter/menit. Pakan buatan diberikan 2 kali sehari,  pukul 08.00 dan 13.00, pelet yang diberikan harus mengandung protein 20 %. Pakan tambahan daun sente secukupnya yaitu 10 % daribobot ikan diberikan pada sore hari, pukul 16.00. Benih sebesar itu sudah agak tahan dari serangan penyakit. Namun, perlu diwaspadai kondisi lingkungan kolam. Perawatandan pengontrolan setiap hari dianggap perlu. Pemberian garam secukupnya rutin setiap bulan untuk mencegah munculnya penyakit. Pembesaran ini memerlukan waktu 90-100 hari untuk mendapatkan ikan ukuran konsumsi 500 g/ekor. Ikan sebesar itu bisa dipanen dan siap dijual ke pasar atau restoran. Bila belum di order ikan tetap dipelihara di kolam. Namun, pemberian pakan tidak terlalu intensif. Pelet bisa diberikan pafa pagi hari, sore daun  sente. Ini dilakukan agar pengeluaran tidak membengkak.

4 comments:

  1. Azolla Microphylla PAKAN TERNAK IKAN DAN HEWAN

    info pemesanan Bayu : 082378483036 ( lokasi lampung )

    Azolla merupakan tanaman dari jenis kelompok paku-pakuan, yang sangat bermanfaat dalam dunia pertanian dan perternakan. Telah digunakan di banyak negara seperti Jepang sebagai pengganti pupuk pada padi dan India sebagai pangan buat sapi. Azolla sendiri bermanfaat juga digunakan sebagai pakan ikan lele, gurame, patin, nila, dll. serta ayam, kelinci, bebek, kambing, sapi, kerbau, dsb.. karena kandungan proteinnya yang tidak kalah tinggi dengan pakan-pakan konvensional seperti pelet buatan.

    kami disini sebagai pembibit Azolla, menyaranakan bagi para petani maupun peternak untuk mulai menggunakan azolla sebagai pupuk dan pakan alternatif. semua itu diKarenakan GRATIS! anda bisa mengembangkan Azolla anda sendiri di rumah dan pekarangan anda. Saya juga akan memberikan info-info bagi anda dalam hal menggunakan Azolla ini seperti, mengembangbiakkannya, mengubahnya menjadi pelet (membuat pelet pakan sendiri dengan mudah), sampai cara pemberian sebagai pakan alternatif.

    kami juga tidak melarang apabila anda ingin berjualan bibit azolla seperti kami, karena visi saya adalah Indonesia Hijau dan Maju karena banyak pembudidaya mulai terhimpit masalah pakan yang semakin melonjak harganya.


    * Perikanan: Efisiensi pakan ikan pabrikan hingga 30% dengan tingkat pertumbuhan yang sama.
    * Perternakan: Sebagai pengganti hijauan rumput untuk pakan ternak, terutama pada saat musim kemarau rumput sulit didapatkan.
    * Pertanian: Sebagai pupuk organik yang dapat menggantikan pupuk urea dengan tingkat hasil yang lebih bagus.



    NB: Azolla yang kami budidayakan berdaun tebal dan masih bertahan hidup dalam perjalanan/pengiriman 3 hari..
    Tolong dipastikan expedisi yg anda pilih dan estimasi pengirimannya.

    terimakasih.

    ReplyDelete
  2. Makasih infonya. Mau tebar bibit nih, cari info dulu 🤝

    ReplyDelete